Tuesday, October 28, 2008

Kecantikan: on beauty, guys and komitmen (previously posted)

(taken from my other blog on Friendster)

Does beauty still rules….
PENTING gak sih cantik…

Dulu, waktu gue kecil (baca:masih di masa kuliah)… gue gak pernah ngarasa gak pede, terutama rasa ‘insecure’ di ‘bidang’ kecantikan. Rasanya, gak pernah tuh kekurangan ‘teman’ atau ‘teman-MAHA-penting’, hanya karena gue gak ngerasa cakep, atau gak menarik.

Pria- di masa itu tentunya- rasanya lebih melihat ke ehm… inner beauty, atau sifat, atau sikap, atau apalah…..pokoknya, beauty ‘cuman’ jadi nomor dua atau tiga, atau malah ke 27. Cuman, sekarang ini setelah gue lulus (baca: tahun 2002 ke atas), rasanya kok, dunia makin berubah. Dan pria- di masa sekarang ini, tentunya ini cuman menurut gue aja ya - menjadikan kecantikan atau kewanitaan sebagai sesuatu yang MAHA penting.


Exhibit 1: Kira-kira beberapa bulan lalu. Seorang temen niat banget untuk ‘ngenalin (baca: ngejodohin) gue dengan seorang temannya. “Ganteng, pinter, lulusan luar, kerjaan OK, baik hati… pokoknya top lah!” Singkat cerita.. saya mau deh dikenalin…. Nah, pas hari H, saya tau, kalo ‘nekad’ tinggal di ruangan, pastinya bakalan dikasih kerjaan tepat di detik ke 59 dari jam 11:59 (believe me, gue tau banget bos gue yang tersayang itu). So, kerjaan minta data ke gedung sebelah saya percepat sebelum makan siang, jadinya bisa agak longgar dikit—dan gampang kabur tentunya. Cuman, resikonya ya itu, bye-bye lipstik, mascara dan blush-on, yang semua benda benda penting itu ditinggal di tas kerja di ruangan tercintaku itu. Walhasil tepat jam 1145 waktu temenku itu telpon dan “gue udah di deket kantor lo niy cepetan ke lobby ya jeng” gue cuman modal dengkul, plus lipstik + parfum pinjeman dari cewek2 front desk di lobby gedung gue.

Dan…. Temen gue itu sampe, dengan si cowo penting itu…mereka buka kaca.. trus mulai plirak plirik ke arah lobby sambil mencari wajah gue ini. OK.. Cowo itu sejujurnya.. cukup ganteng…… mukanya manis, dan gue bisa bilang kalo badannya build up hanya karena gayadia melihat (apa sehhhhhhhhhhh….) Gue bukan cewek matre dan gak ngerti soal mobil, tapi gue bisa tau itu mobil udah masuk kategori‘mobil gaul’.
OK, matanya sibuk nyari-nyari…And semuanya kejadian begitu cepat. Si temen gue teriak “ Itu dia!” ( gue maksudnya…) dan.. gue bisa lihat di matanya…. Raut wajahnya yg tadinya senyum malu malu melihat wajah cewek2 penghias front desk langsung berubah jadi… kecewa..

YUPP.

Kecewa sodara sodara. Kecewa karena gue gak maha cantik atau menarik atau atraktif, atau apalah itu. Padahal ngobrol aja belom sama gue… And the supposed-to-be-lunch-date becomes boring . E-V-E-R. Sepanjang makan mahluk itu sibuk terima sms dan telpon dari entah perempuan mana aja. (penting ya buat ditunjukkin ke gue?). Sedih juga, padahal cowok itu keliatan banget bahwa dia pintar dan dari celetukan temen gue itu “ Dia tuh pengennya cewek pinter juga Tur…. Biar kalo ngobrol nyambung..” Ya iyalah, hare geneeee ama cewek bolot…..

Singkat cerita…. Sebulan kemudian gue ketemu sama cowok itu. Ditempat g.a.u.l. kelas wahid DKI jakartatercinta ini. Tentunya gue gak negur (penting ya buat diinget inget kalau kita pernah kenalan?). Guess what.. Dia lagi bareng sama cewek MAHA cuantikkkkkkkk (kayanya sih) model gitu.
Gue cuman ngakak. Ketawa. Ironis.
Kalo pengharapannya begitu… mana mungkinnnnnnnnnnnnn gue bisa menang. Bendera putih deh…..

Cuyman ya itu tadi. Pinter vs cantik. Kalo ini multiple choice dan ditanyakan ke 1000 orang lelaki diatas 75% jawabannya pasti milih yang kedua.


Hari jumat kemaren, saya ngobrol sama temen saya ( mantan cowo maha penting dalam hidup gue-percaya deh!). He talked about his newest so-called ‘love life’.
“Iya Tur, pokoknya anaknya biasa aja, yang bikin gue tertarik, mungkin .. kepribadiannya ya?”
H-A-L-O…… Kata Kepribadian? Bisa keluar dari orang yang sebelumnya selalu sibuk cerita mengenai mantan-mantan perempuan penting/maha penting dalam hidupnya atau temen temen deketnya dengan gayaseperti ini: ‘si anu yang bisnisnya sekian sekian, yang anaknya si anu, atau yang ‘duitnya lancar bener tur’.. atau ‘secara bokap gue tuh mantan pejabat’.. Buset deh… bendera putih lagi gue… Bisa-bisanya gitu ucapan kaya gitu keluar dari mulut cowok yang sebelumnya membahas bahwa “ehm, yang deket ada sih beberapa, TAPI semua bukan jaminan…siapapun yang deket sama gue bukan jaminan, karena gue kanpengennya serius.. mau kawin”

Hello….. kawin, jaminan, belum mutlak?


Cerita lain lagi, masih hari jumat, gue ketemu sama sobat gue-cowok . Kita dah bertemen kira-kira 5 taunan dan baru 2 taunan ini aja kita akrab. Dari perbincangan, baru gue tau misi-visi- kehidupan cintanya (aduh telat banget sih gue……..). ”Gimana ya.. gue tuh… takut banget gitu akan komitmen.” “Kayanya gue takut kalo nanti komit gue gak bisa kasih yang mereka mau…..gue masih gini gini aja sih..”

OK, exhibit terakhir. Masih jumat, malem banget gue hang out sama another sobat-cowok lagi gue for bertahun tahun lamanya (OK, bukannya GR cuman jumat kemaren gue emang lagi sok gaul berat and banyak ketemu orang termasuk ketemyu mahluk2 itu). Bisa disebut sebagai ‘tempat sampah curahan hati gue’ selama tahun tahun terakhir, juga berperan sebagai ‘konsultan mode dan kepribadian’ yang gak dibayar.

Nah….. si sobat gue ini cerita tentang TTM2nya. Semuanya. Tentang ketakutannya akan komitmen, tentang TTM-TTMnya yg cuantikkkkk2 buanget. Tentang kegiatannya yang enggak banget deh buat dibahas di sini.


Intinya, tiga cerita tadi .. Bahwa cowok2 tadi ‘takut’ akan komitmen. Cowok takut akan segala sesuatu yang ‘pasti’. Ikatan. Rasa sayang pastinya tetep timbul, cuman soal gue sayang sama siapa aja selain elo, dan yang mana aja, eitsss, terserah gue donk… Walaupun gue mau serius (baca; kawin), jangan harap kita bisa ‘saling mengikat’ kecuali gue udah mantep netepin pilihan.

Netepin pilihan sama yang kaya apa? Itu bisa macem macem. Mau yang maha cantik, maha beken, maha gaul, atau yang berkepribadian biasa biasa aja. Semua terserah kita.
Itulah kesimpulan gue setelah jumat malem kemaren tanpa sengaja’ melebur’ dengan pria pria itu…

Perjalanan sehari jumat itu ngebuat gue makin ngerasa kalo sekarang ini… dunia menjadi sebuah kontes kecantikan…. Kontestannya ya kita-kita, perempuan single twenty something yang lagi ngalamin krisis ¼ abad. Jurinya? Pria-pria maha penting dalam hidup kita. Ataupun pria pria gak penting. Ataupun cuman sekedar pria doang. Kriterianya? Cantik itu mutlak.. dan kepribadian, umur, IQ dan EQ itu hanya ‘relatif’ Sekarang tinggal terserah kita, mau ikutan di mainstream itu dan daftar jadi kontestan, atau gak memilih jadi kontestan.


Buat gue? Guess what… sampai sekarang, gue percaya bahwa masih ada cowok cowok single, ganteng, baik hati, pandai yang bakal jadi juri yang ‘relatif’. Dan gue yakin, salah seorang dari mereka itu pasti ada yang memenangkan gue di kontesnya, kalo gue emang berniat mendaftar. SUATU HARI. CHEERS!


PS: Sorry banget buat temen-temen gue sendiri yang gue jadiin exhibit di sini, gak ada maksud buat mempermalukan or whatever, ini cuman karena segitu gak gaulnya gue sehingga contoh / exhibit yang gue punya terbatas

Menikah (previously posted October 05)

(again, from my other blog in Friendster, previously posted in October 2005) It's funny to read this just now . The writer is now to her Sugar Daddy late last year :)

Menikah...



Beberapa waktu yang lalu --bulan kaleee... Untuk pertama kalinya saya brpikiran untuk menikah. Well, dari kecil sih semua orang pasti berpikir untuk menikah. But that time, saya bener bener merasa siap (setidaknya saat itu). Padahal, punya pacar jelas enggak, duit, jelas belum cukup. Tapi itulah naluri seorang perempuan...... Punya keluarga.

Lucu, beberapa minggu yang lalu, saya datang ke sebuah 'pertemuan' dimana saya harus mengisi formulir, disana ada tulisan : Personal goals.. dan saya lupa apa yang saya tulis. Beberapa hari yang lalu, data formulir tadi dikirimkan ke saya: guess what apa yang saya tulis di kolom tsb : To be happy and raise a familiy.
MY GOD!
saya cuman ketawa aja waktu baca data itu lagi.
Saya rasa alam bawah sadar saya yang nulis waktu itu... (atau, karena lainnya? heheheehe, *wink-wink*)
Naturi..... siap menikah?
hehehehe, semakin ke sini... semakin saya sadar, bahwa sebetulnya menikah bukanlah sebuah hal yang mudah, bukan sebuah hal yang dapaat cepat diputuskan dengan suatu pikiran dan nafsu impulsive....
Menikah bukanlah jadi raja dan ratu sehari dengan busana puluhan juta, Bukanlah pesta 500 juta di hotel mewah, bukanlah mobil undangan yang memacetkan jalan --hanya karena yang menikah adalah anak pejabat or so called 'pejabat''
MAsalah menikah bukanlah menikah dengan Anak Siapa, YAng hartanya berapa, yang rumahnya dimana....
Kelanggengan pernikahan tidak akan diukur dengan kegemaran musik yang sama, gaya busana yang satu merek, pendidikan yang sebanding, bahkan tingkat religiusitas yang sama! (yang seagama aja byk yg cerei kan?)
Menikah... ternyata butuh 2 orang --bukan 2 keluarga-- yang sama sama dewasa, sama sama berani tingkat tinggi, sama sama toleran dan berjiwa besar...
NAfsu, seks, bunga 100 warna, peluk cium, cuman sekedar 'bumbu' Menikah, merupakan proses mengenal, menghormati dan menghargai pasangan kita-- yang tidak akan bisa kita lakukan kalau kita tidak mengenal diri sendiri, dan tidak menghargai diri sendiri...

Pertanyaan pertama yang harus anda ajukan kalau anda merasa siap menikah adalah: DO YOU THINK YOU KNOW YOURSELF THAT WELL? humm.... saya sendiri? heheheh tampaknya belum mau saya jawab sekarang.... not for public consumption gituh!

One last quote yang bagus sekali tentang pernikahan before I go: Menikah adalah...... bersedia untuk berlabuh, walapun kerlap kerlip lampu kapal pesiar dan cahaya di darat menanggil manggil... (woy, kapan gue ketemu pelabuhan gue! :p)


Turike, pln pusat -- saat semua dah pulang, 16 53WIB, October 2005


Tuhan,
maafkan aku, kalau aku mendahuluimu...
mungkin aku kurang tawadhu.. Karena tanpa bilang2 kemarin kuserahkan amplop itu...
tiada marah, dengki ,apalagi benci sewaktu menyerahkannya, namun hasilnya luar biasa... Banyak cerita dimana-mana, seperti seculut korek api di padang gersang, hasilnya membakar...
Tuhan,
aku menyerahkan amplop itu dengan satu tujuan, untuk bersama dengan seseorang---memenuhi kaidah-Mu..
Dan bahkan jauh sebelumnya, sudah ada banyak yang telah kulepaskan, dan semuanya adalah bagian dari ridho-mu..
apakah aku salah melepaskan ridho-Mu
apakah aku salah memilih dia apakah aku benar dengan menyerahkan amplop itu
dan masih ada seribu 'apakah salah' lagi yang bisa kutanyakan....
Tuhan, tunjukkan jalan bagi mereka yang harus membuat keputusan, dan kekuatan bagi aku yang harus menerimanya... agar tidak perlu ada amplop lagi yang membuat aku pusing sendiri...
PLN PUSAT jam 7 malam...

Enak ya tinggal di singapore...

Enak ya.... tinggal di Singapore...

Begitu pasti kata orang2 yang ketemu baru-baru ini... Kenapa kok enak, tanyaku balik? Ya, kan deket orchard road, ada MRT, bersih, teratur..Udah gitu tinggalnya di apartemen kan? Mana ngikut suami lagi...

Dalam hati saya suka cengar cengir... hehehehhe, belom tau dia...

Memang sih, setelah tinggal beberapa lama di Sing, saya memang menikmati atau setidaknya 'berusaha' menikmati tinggal di sini....

Namun jangan salah loh, tinggal di Singapore mungkin tidak 'senikmat' yang dibayangkan kalau kita sudah tau.

Tinggal dimanapun, kalau emang bukan 'omah sendiri' pasti terasa berbeda...

Memang, Singapore identik dengan Orchard -- kita sebut ocet biar gampang ehehhehhe...Tapi terus sampai sana ngapain? Walaupu ocet merupaka Avenue yang panjanggggg berisi pusat perbelanjaan, tapi jujur aja gag ada mall yang ngalahin spektakulernya Senayan City atau PS (Plaza Senayan and bukan Pasar Senin yaaa...)... atau tempat nongkrong seperti PIM dan Citos..



Apalagi gag ada 'tontonan' seperti di tempat2 yg saya sebutkan tadi.. maksudnya ABG indo atau anak kuliahan yang berdandan cihui2... Ada juga embak2 Singapore yang ceking2 (no harm yah buat yg emang ceking) dan... gag menarik deh! Terus penduduk Sing memang rata2 hidup di apartmen (condo) atau rumah susun (HDB), cuman beda sama kompleks apartemen di Indo dimana kita masih kenal tetangga sebelah, ada arisan, ada pertemuan penghuni....Wuah, tetangga di sini mah beda banget.

beberapa hri yang lalu saya sempet ketemu tetangga sebelah rumah saya pas dia pulang kantor.. saya senyum, dia bales senyum sepet, saya baru mau tanyakan apa kabar , eh dah keburu banting pintu... yah... nasib, kacang deeeeee...



Selain itu, disini tenaga kerja kan mahal, sehingga, mau punya mbok inem? forget it. Artinya, nyuci baru, setrika, masak, bersih2 rumah, semua kudu sendiri. Padahal di Indo kita bisa punya mesin cuci baju dan piring yang bisa membawa piring dan baju bersih sampe ke lemari... eheheheh, canda deh...

Bedanya juga dengan di Indo, tentu soal harga. Harga belanja bulanan (grocery), shopping, makanan, cukup mencekik. Awal2 datang saya suka mengkurs harga2 ke Rupiah, yang bikin saya suka mau pingsan kalau belanja. Sekarang ini sih saya gag berani ngekurs lagi, takut pingsan lagi. Makanan juga gitu. gag ada deh pisang goreng pinggir jalan 200 rupiah perbutir, yang ada cuman mantau 1 SGD, itu juga nyarinya di hawker dan resto.



Kalau mendadak laper dimalam hari, wuaaaaahhh sia2 nunggu nasi goreng dok2, tek2, atau siomay...... paling apes manasin makanan tadi siang, kalo pas gag masak, atau kehabisan makanan, ya nasibbbbbbbbbbbbbbbbb deehhhhhhh Itu baru sebagian cerita2 hidup di sini.



Kalau kenalan dengan temen2 saya yang pramugari, wuahhhh bisa ada ratusan cerita ttg tidak menyenangkannya berhubungan dengan orang asli sini. Singapore mungkin tempat yang menyenangkan buat tempat wisata, cuman untuk hidup, yah, tergantung kitanya. Saya sih enjoy aja, semuanya saya nikmatin, pedes, pait, nikmat...apalagi ada suami yang meneman :)Walau tentu saja, saya tetap rindu nasi goreng dok-dok jakarta :)) hehehehe.....

Sekedar Parodi...

Semalam saya dan misua (baca: suami) nonton Film judulnya: Meet the spartans.... Mestinya sih bertiga tapi teman saya yang satu endak datang :( . Wuah filmnya lucu tenan. Sebetulnya sih film itu merupakan film parodi dari beberapa film, mirip2 Scary Movie. Di indo sendiri kayanya jarang ya film spt itu, paling kemarin saya sempet liat ilan judulnya Film Horror, yg parodi beberapa film horror indo. Tapi saya juga endak tau apakah film itu akhirnya diputar atau tidak karena suhda keburu berangkat ke Sing. Kembali ke Meet The Spartan (MTS), di film ini semua hal yang sedang ngetop di Amerika diparodikan, mulai dari Britney spears dengan gaya bodohnya, Paris Hilton dengan gaya girlishnya, sampai Paula Abdulnya American Idol yang kadang2 suka memberikan pujian gag jelas selama jadi juri. Terakhir niy, setelah filmnya selesai dan end credits ditayangkan, ada lagi parodi tentang George Bush, dimana diakhir parodi tadi si president didorong ke dalam Jurang. Wuaaaaahhh, berani juga ya yang membuat.



Pendapat saya sih, film seperti ini cukup lucu dan cocok buat bahan berhaha hihi gag usah mikir lah nontonnya. Mungkin kalau di indonesia dibuat film seperti ini, wuaaaaah banyak banget yang bisa diparodikan. Mulai dari pemerintah sampai rakyatnya. Salah satu acara TV yang paling mirip dengan tipe film ini -parodi- mungkin program News dot com, yang dulu bernama Republik Mimpi. Itu juga pernah kena "sentil" sedikit.

Dan pastinya, laku. Daripada nonton hiburan sinetron yang bintangnya itu2 juga, atau acara lomba nyanyi-lawakan yang berjam2 di satu TV swasta, mending ketawa2 nonton parodi bukan? Hayo, siapa yang mau membuat filmnya, mungkin mas-mas embak2 sutradara Indonesia yang sedang ngetop mau ?? Biar tidak hanya ribut2 dengan Lembaga Sensor film....heheheeh PEACE!!!

Kesempatan vs Pilihan



Belajar Mencintai Seseorang Yg Tdk Sempurna Dgn Cara Yg Sempurna












Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.


Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.


Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adaah kesempatan.


Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.


Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.


Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.




Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan.




Pilihan yang kita lakukan.




Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"




Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...




Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.




Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai


TETAPI


untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna

Jono dan Juminten

Taken from DIVA, Tuesday, July 19th, 2005



JONO DAN JUMINTEN



(terinspirasi dari sebuah tulisan)





Saya punya teman dekat, sebut sajalah namanya… Jono… Jono ganteng, bodi gak bulet tp juga gak ceking, pendidikan lumayan—IP nyaris 3, kerjaan cukup OK, rumah and mobil sambil nyicil, prospek cerah lah…..





Cuman satu kurangnya…. Jono selaluuuuuuuu sendiri—dalam arti kata ngejomblo. Pokoknya, setiap kali saya ketemu Jono, entah lagi gaul, dugem, reunian sampe acara kawinan selalu tanpa kencan. Tiap kali ditanya jawabannya mulai dari “lagi gak ada nih, cariin dong!” atau “ aduh, belom jodoh kaleeee”, or “ iyah, kayanya belom sreg aja ama dia”; terakhir, kalo jurus pamungkasnya keluar “Kayanya, gue masih takut disakitin, belom siap neh buat committ” JDAR!!, kayanya kita2 se-genk dah gak berani nanya lagi……


Secara fisik, Jono jelas menarik, kalau ngobrol pun omongannya bermutu, leluconnya lucu kaya srimulat + patrio. Cuman kenapa Jono selalu jomblo?


Kamu punya temen juga seperti Jono? Mungkin gak mesti laki-laki, tapi bisa aja perempuan, sebut aja… Juminten– temen saya juga; wajah menarik, bodi standar, sarjana dan menarik buat diajak ngobrol….


Atau jangan-jangan anda sendiri yang seperti Jono? Sebetulnya tenang aja, karena saya yakin ada banyak Jono dan Juminten ini di luar

sana

di Jagad raya

Jakarta

ini…


Seperti yang sudah saya singgung di atas, tulisan ini terinspirasi dr sebuah tulisan di sebuah majalah “Impian Calon Pengantin”; tentang mengapa kita kok tampaknya sulit sekali untuk menemukan the “special someone” itu. Setelah ngebaca artikel tersebut dan setelah berhasil ‘mewawancarai’ Jono; saya mengambil kesimpulan bahwa terkadang nih, terkadang, kita suka terlalu blur dengan visi dan keyakinan diri kita dan ‘sedikit’ naïf, bahwa cinta a.k.a *the special someone* pasti akan datang. Seperti kata Cinderella” someday my prince will come” (aduh!). Dan sementara si cinta itu belom datang, ya…. “Jomblo aja dulu” kata Jono.


Well, cinta akan datang allright, tapi kapan? Kita gak akan pernah tahu. Namun lebih seringnya lagi, cinta itu sebetulnya sudah datang dan mengetuk hati kita, mulai dari mengetuk pelan pelan sampai menggedor-gedor, namun ya karena sedikit di-blur itu tadi, kita tidak sadar….


So… bukan berniat menggurui niy, cuman,— karena saya merasa memiliki kisah yang mirip dengan Jono… eh Juminten maksud saya– mulai saat ini,


“Cintailah siapapun yang hadir dalam hidupmu, masalah jodoh atau bukan, itu nanti”. Memang kesannya klise dan desperate banget ya?


Jodoh memang sudah digariskan, tapi percaya deh, segala sesuatu, tidak akan kita dapatkan kalau kita tidak berusaha… Terkadang usahanya dengan secara fisik—ya berusaha mencintai itu tadi—terkadang ya, dengan spiritual, alias mengharapkan agar tangan-Nya turun dan mendekatkan kita dengan ‘dia’. Saat ini, jujur, saya masih satu ‘kloter’ dengan ‘Juminten’ (singledom gituh), cuman saat ini, saya berusaha untuk mencintai siapapun yang berusaha untuk mencintai saya.



(So "jodohku", find me, Quick, before I melt ! haha!)

NOTE:
Setelah sekian lama mencari, saya akhirnya sudah bertemu dengan jodoh saya tahun lalu 28 oktober 2008, dan terbukti banget tulisan saya di atas, bahwa cinta tdk datang begitu saja, bahwa kita harus menerima usaha siapapun yang berusaha mencintai kita dalam hidup ini. ;P