Tuesday, February 24, 2009

Pesta lima taunan

PEMILU datang lagi, hore.....
Ngeliat situasi PEMILU jaman sekarang memang beda dengan PEMILU jaman dulu. Dulu pemilu mah damai dan seru, lha gimana gag seru partai hanya tiga. 
Nah sekarang? Apalagi ditambah dengan sistim pemilu yang, yah... cukup bikin saya pusing. Bayangin kita harus milih caleg dan bukan hanya partai saja. Itu berarti kita harus melototin foto atau nama caleg yang ratusan atau mungkin ribuan dalam surat suara... kebayang deh tuh surat suara segeda apa. Udah gitu sekarang surat suara itu harus dicentang dan bukan di coblos. Bukannya gag efektif ya karena berarti panitia pemilu harus nyiapin banyak pulpen atau pensil. Padahal kalau pakai metode lama alias dicoblos kan di tiap bilik hanya nyiapin paku aja ya?
Terus, belum apa apa, sudah banyak banget deh berita berita yang lebih banyak enggak sedapnya. Misalnya nih, soal caleg yang enggak kompeten lah, kampanye terselubung lah sampai peralatan pemilu yang sampai sekarang masih belum selesai padahal pemilu tinggal 40 harian lagi. 
Kadang-kadang gue sedih, Kita kan sudah 10 tahun lebih reformasi, tapi kenapa keadaan secara politis masih belom berubah ke arah yang lebih baik? Well, ada hal-hal yang membaik, misalnya nih, caleg sekarang berasal dari berbagai lapisan masyrakat, bahakan kamu marginal. Ada loper koran bahkan tukang becak yang jadi caleg. Itu artinya demokrasi di negara kita sudah semakin membaik, dalam artian kesempatan untuk menjadi wakil rakyat tidak melulu didominasi oleh segelintir elit saja, seperti di jaman dulu.
Tapi di sisi lain, kok kayanya keadaan politik kita tuh panassss terus. Semua kebelet pingin jadi orang penting. Tokoh-tokoh lama yang sudah naik gunung, eh, deket-deket pemilu turun gung lagi. Artis ramai ramai jadi tokoh politik. Tokoh politik jadi ...makin berpolitik lagi. Semua pingin jadi pres, pres, pres,yang sayangnya bukan bandeng presto. Kayanya saat ini posisi seseorang selalu merupakan kursi panas. Gag tahan lama, soalnya dikit-dikit di demo. Yang memang beneran mesti di demo, malah gag di demo. Liat aja yang punya lapindo, siapa yang demo? Tapi ketua dewan perwakilan, yang mau nanggapin aksi anarkis malah di demo, ampe mati pula!

Kayanya, dari semua orang yang saya tanyain tentang pemilu ini, jarang banget yang memberikan jawaban positif. Semua lebih pada ... pasrah. Padahal kan pasrah belum tentu memberikan kita pemimpin yang terbaik. 
Ditambah lagi kemarin ada, apa tuh, semacam 'permintaan' dari MUI agar tidak golput. Halah. Pilihan orang kok ya diurusin. Pilihan dalam pemilu itu kan asasnya LUBER. BER = bebas dan rahasia... Sama seperti memilih istri atau suami, atau pacar. Siapa yang bisa maksa? Lah, yang kaya gini kok diatur, mending yang ngatur undang-undang, ini yang ngatur sekelompok majelis yang mengatasnamakan suatu agama, yang notabene mestinya ngatur urusan agama dan ketuhanan. 
Jadi, gimana dong... mau ikut pemilu, bingung mau pilih yang mana, gag milih pemilu, dosa.. (katanya).
Jadi, gimana dong? Mending kita bikin tebak-tebakan aja deh, siapa calon pres-wapres yang maju ke babak putaran pemilihan presiden mendatang. Kayanya itu lebih menarik daripada pusing soal pemilu .