Tuesday, October 28, 2008

Jono dan Juminten

Taken from DIVA, Tuesday, July 19th, 2005



JONO DAN JUMINTEN



(terinspirasi dari sebuah tulisan)





Saya punya teman dekat, sebut sajalah namanya… Jono… Jono ganteng, bodi gak bulet tp juga gak ceking, pendidikan lumayan—IP nyaris 3, kerjaan cukup OK, rumah and mobil sambil nyicil, prospek cerah lah…..





Cuman satu kurangnya…. Jono selaluuuuuuuu sendiri—dalam arti kata ngejomblo. Pokoknya, setiap kali saya ketemu Jono, entah lagi gaul, dugem, reunian sampe acara kawinan selalu tanpa kencan. Tiap kali ditanya jawabannya mulai dari “lagi gak ada nih, cariin dong!” atau “ aduh, belom jodoh kaleeee”, or “ iyah, kayanya belom sreg aja ama dia”; terakhir, kalo jurus pamungkasnya keluar “Kayanya, gue masih takut disakitin, belom siap neh buat committ” JDAR!!, kayanya kita2 se-genk dah gak berani nanya lagi……


Secara fisik, Jono jelas menarik, kalau ngobrol pun omongannya bermutu, leluconnya lucu kaya srimulat + patrio. Cuman kenapa Jono selalu jomblo?


Kamu punya temen juga seperti Jono? Mungkin gak mesti laki-laki, tapi bisa aja perempuan, sebut aja… Juminten– temen saya juga; wajah menarik, bodi standar, sarjana dan menarik buat diajak ngobrol….


Atau jangan-jangan anda sendiri yang seperti Jono? Sebetulnya tenang aja, karena saya yakin ada banyak Jono dan Juminten ini di luar

sana

di Jagad raya

Jakarta

ini…


Seperti yang sudah saya singgung di atas, tulisan ini terinspirasi dr sebuah tulisan di sebuah majalah “Impian Calon Pengantin”; tentang mengapa kita kok tampaknya sulit sekali untuk menemukan the “special someone” itu. Setelah ngebaca artikel tersebut dan setelah berhasil ‘mewawancarai’ Jono; saya mengambil kesimpulan bahwa terkadang nih, terkadang, kita suka terlalu blur dengan visi dan keyakinan diri kita dan ‘sedikit’ naïf, bahwa cinta a.k.a *the special someone* pasti akan datang. Seperti kata Cinderella” someday my prince will come” (aduh!). Dan sementara si cinta itu belom datang, ya…. “Jomblo aja dulu” kata Jono.


Well, cinta akan datang allright, tapi kapan? Kita gak akan pernah tahu. Namun lebih seringnya lagi, cinta itu sebetulnya sudah datang dan mengetuk hati kita, mulai dari mengetuk pelan pelan sampai menggedor-gedor, namun ya karena sedikit di-blur itu tadi, kita tidak sadar….


So… bukan berniat menggurui niy, cuman,— karena saya merasa memiliki kisah yang mirip dengan Jono… eh Juminten maksud saya– mulai saat ini,


“Cintailah siapapun yang hadir dalam hidupmu, masalah jodoh atau bukan, itu nanti”. Memang kesannya klise dan desperate banget ya?


Jodoh memang sudah digariskan, tapi percaya deh, segala sesuatu, tidak akan kita dapatkan kalau kita tidak berusaha… Terkadang usahanya dengan secara fisik—ya berusaha mencintai itu tadi—terkadang ya, dengan spiritual, alias mengharapkan agar tangan-Nya turun dan mendekatkan kita dengan ‘dia’. Saat ini, jujur, saya masih satu ‘kloter’ dengan ‘Juminten’ (singledom gituh), cuman saat ini, saya berusaha untuk mencintai siapapun yang berusaha untuk mencintai saya.



(So "jodohku", find me, Quick, before I melt ! haha!)

NOTE:
Setelah sekian lama mencari, saya akhirnya sudah bertemu dengan jodoh saya tahun lalu 28 oktober 2008, dan terbukti banget tulisan saya di atas, bahwa cinta tdk datang begitu saja, bahwa kita harus menerima usaha siapapun yang berusaha mencintai kita dalam hidup ini. ;P

No comments: